Breaking

Rabu, 21 September 2016

Cara Mengairi atau Memandikan Dengan Baik dan Benar Saat Ayam Diadu

Cara memandikan ayam aduan saat diadu atau sering disebut dengan istilah ‘mengairi’ memang terdapat beberapa perbedaan dari masing-masing bebotoh. Bagi bebotoh yang berpengalaman dan mengerti akan kondisi ayamnya, mereka akan lebih efektif dalam memandikannya sehingga kondisi dan stamina ayam dapat terjaga dengan baik. Sedangkan cara mengairi dari bebotoh yang kurang berpangalaman atau masih pemula yang belum memahami ayam yang diairi kemungkinan besar akan berdampak buruk bagi ayam yang diairinya, ayam mungkin bisa saja malah terlihat pucat dengan mata terlihat merah dan juga kadang terlihat dari sayap yang makin turun kebawah setelah diairi bahkan bisa juga ayam akan menjadi takut dan tidak mau melanjutkan pertarungan setelah ayam tersebut diairi. Kesalahan dalam memandikan/mengairi bisa bermacam macam, kerena dalam mengairi ayam waktu bertarung harus mempunyai pengalaman yang disertai dengan pengetahuan yang cukup.

Baca juga: 

17 Langkah Perawatan Lengkap Setelah Ayam Bertarung 
6 Cara Meruncingkan, Memotong dan Mencabut Jalu/Taji Ayam Aduan

 Adapun Cara Mengairi Saat Ayam Diadu Dengan Baik dan Benar sebagai berikut:

1.    Mengairi Ayam Sebelum Ronde 1

Cara mengairi ayam aduan sebelum ronde 1 bisa dilakukan dengan membasahi dengan busa berair dimulai bagian dada terus kebawah hingga pada bagian berutu, kedua kaki dan setelah itu membasahi bagian leher ke bawah sampai dada. Dan dalam mengairi ayam sebelum dimulainya pertarungan harus sebasah mungkin kecuali kedua sayap, lubang hidung dan lubang telinga. Cara pengairanpun harus dilakukan dengan terus di ulang-ulang hingga tubuh ayam aduan tidak terasa panas. Yang perlu diingat dalam mengairi adalah badan ayam setelah diairi harus bersuhu tidak hangat dan tidak kedinginan. Jika badan terlalu dingin maka ayam akan menggigil ketika pertarungan dimulai dan jika tubuh ayam masih keadaan terlalu hangat maka ayam akan merasa terbakar atau ngos-ngosan. Cara mengetahui bahwa tubuh ayam aduan tidak terlalu dingin dan tidak terlalu hangat adalah dirasakan dengan busa tersebut. Jika busa yang digunakan dalam mengairi ayam tersebut terasa hangat maka pengairan harus dilakukan terus sampai busa terasa dingin namun sedikit agak hangat.

Setelah dimandikan, kemudian biarkan ayam diumbar sebentar supaya tidak ada otot yang kram atau minimal ayam mengepakkan sayapnya atau berkokok lebih baik. Kemudian, ayam dikeringkan, seluruh bagian ayam yang basah kuyup tadi dilap sampai tidak ada air menetes. Lalu ayam diumbar lagi sebentar. Kemudian dikasih pijatan sedikit pada sayap, paha dan leher. Ayam pun siap ditarungkan.

2.  Pengairan Setelah Ronde 1

Pengairan setelah ronde 1 yang di maksud adalah setelah ayam menyelesaikan ronde pertama. Begini cara pengairannya: Basahi kepala dengan spon, tujuannya supaya ayam tenang, sehingga pas ngairi di bagian lain lebih mudah. Kemudian tenggorokan dikorokin menggunakan bulu basah sekali saja. Lalu beri minum empat kali atau secukupnya. Setelah minum, basahi leher sampai basah kuyup. Setelah leher, buka sayap kanan kiri, siram dengan air spon bagian yang tidak berbulu, sampai basah. Lalu kasih minum tiga kali. 

Sebenarnya pengairan ayam saat diadu menyesuaikan dengan kondisi ayam tersebut, contohnya sebagai berikut:

1. Bila ayam kita banyak sawat (timpuk) biasanya ayam birma, dan terutama berjalu tajam, sebaiknya bulu leher dan punggung tidak usah dibasahi, cukup di lap saja. 

2.  Khusus untuk ayam jalu tajam, cara membasahi agak lebih sulit karena kita harus membuat suhu tubuhnya turun (dingin) tanpa membasahi bulunya terlalu banyak. Karena jika terlalu basah pukulnya kalah cepat, sedangkan jika terlalu kering, cepat ngos-ngosan.

Caranya adalah bulu diangkat satu persatu (disisir/dikebet) dan kulit di usap pakai spon yang sudah diperas sedikit. Jangan di guyur air.

3.  Bila bertemu ayam tipe ngolong, basahi bagian bawah ayam kita sebanyak mungkin tanpa di lap lagi. Biarkan air menetes sehingga membasahi musuh. Dengan demikian, pukulan musuh jadi tambah berat karena bulunya jadi basah.

4.  Bila ayam kita kepalanya botak, olesi kepalanya dengan lendir hasil korokan. Ini akan membuat licin kulitnya dan sulit dipatuk. Selain itu lendir ayam juga dapat membantu menghentikan/menutup pendarahan.

Lanjut, lap seluruh bagian dada depan, lalu ke pangkal paha hingga supit. Sampai basah kuyup atau hingga suhu diselangkangan tidak terlalu hangat. Kemudian basahi pada hingga ke bagian samping supit, disini juga harus basah banget. Lalu basahi brutu, terus basahi juga bulu rawis dipunggung hingga pangkal leher. Hati-hati jangan sampai bulu sayap basah. Lalu kasih minum tiga kali.

Kemudian biarkan ayam diumbar sebentar supaya tidak ada otot yang kram atau minimal ayam mengepakkan sayapnya. Kemudian, ayam dikeringkan, seluruh bagian ayam yang basah kuyup tadi dilap sampai tidak ada air menetes. Lalu ayam diumbar lagi sebentar. Kemudian dikasih pijatan sedikit pada sayap, paha dan leher. Ayam pun siap ditarungkan.

3.  Pengairan Setelah Ronde 2 dan seterusnya

Pada airan kedua yang dilakukan adalah segera mengompres dada, dubur dan bawah sayap ayam, supaya suhu tubuhnya stabil. Setelah tidak mangap-mangap (ngos-ngosan), baru ayam dikolokin bulu basah. Selanjutnya kepala ayam dilap kering (spon sedikit air), supaya luka tidak terlalu perih. Setelah itu ayam diumbar sebentar untuk melemaskan ototnya seperti di pengairan pertama. Kemudian diberikan pijatan pada leher, pangkal sayap dan paha. Jangan lupa sebelum masuk arena kembali, ayam dikeringkan pada bagian yang tadi dibasahi.

Jangan lupa juga kalau ayam kita kena pukul yang lumayan parah, bagian kuping juga harus dikolokin menggunakan bulu kering. Dan juga jangan mengurut di area luka terkena jalu, hal ini fatal karena akan menambah rasa sakit dan bisa mengakibatkan ayam lari kejut, baiknya cukup di usap lembut dengan spon untuk menghilangkan/menghentikan pendarahan.

Saya tegaskan lagi bahwa cara mengairi ayam berbeda tergantung bakatnya dan dimana tempat ngadunya? Contohnya kalau anda mengadu di kontes papaji yang wajib tutup jalu, maka sebaiknya ayam dibasahi sampai basah kuyup. Jika kita di kalangan pinggir yang masih suka lepas jalu, maka ayam jangan terlalu basah. Maksudnya cara ngairi tetap sama hanya beberapa bagian ditiadakan. Misalnya, untuk ayam jalu atau ayam potensi jalu tipe timpuk, punggung tidak usah dibasahi, rawis leher tidak terlalu dibasahi, caranya yaitu angkat bulu rawis dipangkal leher, lalu sorong ke atas sampai terlihat kulit lehernya, nah kulit lehernya saja dibasahi, sementara rawisnya tidak dibasahi.

Kenapa ayam jalu jangan terlalu basah, supaya gerak langkahnya dan kecepatan pukulannya tidak melambat. Sehingga potensi memasukkan jalu ke lawan lebih cepat. Karena kalau terlalu basah, seperti motor honda, panas perlahan. Takutnya jalu lawan masuk duluan.

Sementara untuk tipe ayam pukul semua dibasahi kecuali ekor dan bulu sayap. Oke sobat penghobi ayam laga, cukup sekian artikel kali ini. Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu penghobi ayam laga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox