Breaking

Sabtu, 15 Juli 2017

Probiotik Untuk Unggas Temuan Fakultas Peternakan UGM


Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah berhasil menemukan probiotik asli ayam kampung Indonesia. Probiotik ini berfungsi sebagai antibodi dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap mikroba kebal antibiotik pada ayam kampung dan broiler. Tanpa pengendalian penggunaan antibiotik pada unggas, akan meningkatkan kasus mikroba kebal terhadap antibiotik. Dampaknya, akan mengancam kesehatan manusia, keberlanjutan produksi pangan maupun pembangunan nasional.
Guru Besar Bidang Ilmu Ternak Unggas Fakultas Peternakan UGM Sri Harimurti menjelaskan temuan probiotik ini berdampak nyata pada tingkat kesehatan masyarakat Indonesia yang menjadi konsumen ayam dan telur.

‘Probiotik bakteri asam laktat ini mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan ternak ayam seperti diare atau infeksi Salmonella pullorum serta memacu pertumbuhan ayam. Sehingga ke depan akan tersedia produk unggulan berupa daging maupun telur yang bebas residu antibiotik,” jelas Sri dalam seminar umum ‘Peran Probiotik Bakteri Asam Laktat pada Industri Perunggasan Sekarang dan Masa Depan’.

Selama ini, penggunaan antibiotik pada ternak unggas ditengarai menimbulkan residu pada daging dan telor yang dikonsumsi. Jika terpapar terus-menerus, maka akan membahayakan kesehatan tubuh. Tidak hanya itu, probiotik yang digunakan peternak juga tidak murni karena dicampur feed aditive, ekstrak herbal, rempah, vitamin, maupun asam amino. Sebab probiotik murni belum diproduksi massal.

Awal Temuan

Ia menjelaskan temuan itu bermula dari banyaknya kejadian infeksi bakteri patogen yang menyebabkan diare (diarrhea) pada peternakan ayam di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang diduga penyebabnya adalah dari serotype Salmonella enterica, Escherichia coli dan Campilobacter jejuni. Diare ayam dapat dicegah bilamana ayam yang dipelihara secara intensif terkontrol baik perkandangan maupun lingkungannya dengan mengikuti aturan biosekuriti yang sudah ditetapkan.

Umumnya, jelas dia, pemicu yang dijumpai antara lain buruknya drainase di perkandangan dan sanitasi kandang, maupun pengelolaan litter atau suatu tipe alas kandang ayam yang tidak layak. Jalan pintas yang banyak dijumpai dan umum dilakukan oleh para peternak adalah mengandalkan pemberian antibiotik sebagai aditif, yang mereka targetkan sebagai pembasmi infeksi bakteri sekaligus untuk pemacu pertumbuhan ayam.

“Akibat dari penggunaan antibiotik secara terus-menerus yang terjadi di DIY pada saat itu, maka usaha untuk mengisolasi bakteri asam laktat (BAL) yang berasal dari ekskreta maupun dari saluran pencernaan ayam petelur dan ayam pedaging (broiler) tidak berhasil. Namun kemudian, Fapet UGM berhasil menemukan probiotik tersebut sebagai solusinya saat ini,” paparnya.

Dampak Antibiotik

Prof. Harimurti menuturkan, penggunaan antibiotik pada ternak unggas menimbulkan keprihatinan karena dapat menimbulkan residu antibiotik pada tubuh ternak dan produknya.  Usaha-usaha untuk mengganti antibiotik telah berhasil dilakukan di berbagai negara maju dengan menggunakan probiotik, sehingga kini telah banyak negara melarang penambahan antibiotik pada pakan unggas, dan sebagai pencegahan penyakit unggas.

“Di Indonesia, probiotik yang beredar di peternak dan digunakan untuk ayam saat ini diragukan kemurnian maupun viabilitas mikrobianya serta bias pada produktivitas yang dihasilkan, karena kemasan dicampur dengan feed aditive, ekstrak herbal dan rempah, vitamin maupun asam amino. Sementara probiotik asli dan murni untuk unggas belum diproduksi secara masal, oleh karena masih banyak dilakukan penelitian mendalam oleh banyak peneliti,” terang Harimurti.

Aplikasi Probiotik

Lebih jauh, Harimurti mengatakan probiotik temuan UGM tersebut telah berhasil diaplikasikan pada ayam broiler dan burung puyuh serta kalkun (in progress) dengan sangat memuaskan. Probiotik itu, katanya, mampu menempel di permukaan sel epitel usus, juga mampu berkoloni di usus ayam broiler, dapat menggantikan peran antibiotik (zinc-bacitracin, tetracyclin), sebagai pemacu bobot badan ayam broiler, dan memperbaiki performan pada burung puyuh dan kalkun, serta meningkatkan antibodi pada ayam broiler dan burung puyuh.

Probotik tersebut juga, tambah Harimurti, sudah berhasil diproduksi secara laboratoris dalam bentuk serbuk yang terproteksi oleh bahan penyalut, untuk mempertahankan sifat-sifatnya dan melindungi viabilitasnya terhadap lingkungan yang ekstrem, dengan menggunakan teknologi enkapsulasi.

“Ke depan, penggunaannya pada berbagai jenis unggas akan dilakukan melalui uji pilot plant sebelum dilakukan produksi secara massal pada skala industri sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas,” demikian Harimurti.

Dekan Fapet UGM Ali Agus mengatakan bidang probiotik menjadi kebutuhan penting bagi industri peternakan unggas nasional.

“Keahlian di bidang probiotik banyak dibutuhkan industri peternakan unggas karena dilarangnya antibiotik. Ini merupakan hasil karya UGM untuk masyarakat peternakan Indonesia. Semoga hasil riset ini dapat diadopsi oleh praktisi,” ungkap Ali Agus.

Probiotik-Prebiotik-Simbiotik

Sebagai informasi, istilah probiotik berasal dari bahasa Latin pro (artinya for atau in support) dan biotic (kata sifat bahasaYunani) berasal dari bios (artinya life) sehingga artinya in support of life. Dewan Komite Ahli FAO/WHO pada tahun 2002 mendiskripsikan probiotik adalah mikroba hidup dapat berupa kultur tunggal atau campuran yang disuplementasikan secara langsung (direct-fed microbials) dan jika diberikan dalam jumlah yang memadai memberikan manfaat kesehatan pada inang.

Sementara itu, prebiotik untuk ayam didefinisikan sebagai bahan pakan yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan aktivitas mikrobia terseleksi yang bermanfaat untuk kesehatan usus. Prebiotik diasumsikan sebagai karbohidrat tidak tercerna, namun apabila dikonsumsi ayam dapat membantu menstimulasi tumbuhnya bakteri probiotik di saluran pecernaan. Kebanyakan karbohidrat yang tidak tercerna tersebut adalah golongan oligosakarida. Tumbuhnya mikrobiota yang seimbang di saluran pencernaan berfungsi mencegah bakteri patogen yang akan menempel di usus, dengan berkompetisi tempat untuk menempel.

Sedangkan Simbiotik adalah kombinasi probiotik dan prebiotik, apabila diberikan, maka inang akan memperoleh efek yang menguntungkan dari keduanya. 

Thanks for:  gatra.com
                     nusantaranews.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox