wikipedia.org |
Seperti yang kita tahu bahwa di Indonesia ayam brahma belum terlalu populer sebagai hewan ternak layaknya ayam kampung atau broiler. Maklum, unggas asal India ini merupakan jenis ayam hias bukan pedaging. Dari bentuk fisik, ayam brahma berbeda dengan ayam kampung atau ayam hias lainnya. Sebab, ukuran ayam ini sangat besar/jumbo.
Disamping ukurannya, bulu yang lebat juga menjadi daya tarik ayam brahma. Konon tinggi tubuh ayam ini jauh melebihi ukuran ayam kampung. Tingginya bisa mencapai 70 cm jika sudah dewasa. Bandingkan dengan ayam kampung jantan dewasa yang mencapai tinggi maksimal 40 cm.
Karena keunikan postur badan, ayam brahma pun banyak dibudidayakan oleh pecinta unggas. Salah satunya Cipto Nugroho di Yogyakarta. Cipto mulai menekuni budidaya ayam hias ini sejak Oktober 2015. Saat ini, dia memiliki lima pasang indukan ayam brahma, 4-5 ayam brahma remaja dan 30 anakan ayam brahma.
Biasanya, Cipto menjual ayam brahma yang berumur 3-4 minggu Rp 750.000 per ekor jenis standar. Sedangkan ayam brahma jenis light colombia berumur dua bulan dibanderol Rp 4 juta sepasang ayam. Ayam indukan standar dibanderol Rp 7 juta sampai Rp 8 juta. Juga ayam brahma indukan light colombia sepasang dibanderol Rp 12 juta-Rp 14 juta.
Dalam sebulan, Cipto mengaku bisa menjual 25-40 ayam brahma. Jika stok melimpah dan banyak pesanan, dia bisa mengantongi Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan.
Selain Cipto, peternak ayam brahma lainnya adalah Nunung Setiawan. Nunung mulai beternak setelah tertarik dengan peranakan ayam brahma yang diimport dari India. "Dari situ saya coba beli dan budidayakan," ujarnya.
Di peternakannya, Nunung membudidayakan sekitar 300 ayam hias, termasuk ayam brahma. "Untuk ayam brahma, selain yang kami besarkan di kandang sendiri, juga ada plasma sebagai mitra kita," jelas Nunung yang beternak ayam di Muntilan.
Maklum, untuk beternak unggas yang punya bobot 5 kg-7 kg per ekor ini butuh kandang yang besar. Nunung pun menyediakan kandang seluas 15 m2 untuk tiga ayam brahma. Ukuran yang besar, membuat kebutuhan kandang semakin luas untuk tiap ekornya.
Nunung menjual ayam brahma sesuai umurnya. Paling murah, ayam brahma harganya Rp 750.000 (usia sebulan). "Kalau paling mahal bisa sampai Rp 15 juta. Itu umur satu tahunan," jelasnya.
Kebanyakan konsumen mengincar ayam umur 1-2 bulan. Selain karena harganya lebih terjangkau, proses pengiriman ayam ini pun relatif mudah. Saat ini, Nunung bisa menjual 10-20 ayam brahma dalam satu bulan.
Menurut Cipto Nugroho, pembudidaya ayam brahma di Yogyakarta, di Prambanan, Jogjakarta, lahan untuk budidaya harus bertanah. Sebab, ayam brahma suka melakukan umbaran alias menggaruk-garuk tanah. Ia menggunakan kandang berukuran 1x2 m2 dengan lapisan pasir di bawahnya. Setiap kandang berisi satu ayam jantan dan tiga ayam betina.
Kandang yang terbuka juga bisa menghindarkan ayam dari stres. Cipto bilang, pengiriman jarak jauh dan kandang yang tertutup bisa memicu stres pada ayam brahma. Kondisi ini mengakibatkan mereka ganti bulu.
Untuk menghindari stres pula, Cipto berpesan untuk memperhatikan pakan ayam voer dengan kombinasi jagung giling dan beras merah. "Pemenuhan nutrisi ayam sangat penting untuk membentuk postur yang baik dan berat yang maksimal," bebernya.
Dengan nutrisi yang tepat, ayam bisa bertelur 25-40 butir. Telur bisa ditetaskan dalam 25 hari. "Penetasan menggunakan mesin penetas. Setelah bulu kering, anak ayam baru dipindah ke boks yang dilengkapi lampu penghangat," terang Cipto.
Disamping itu, Cipto mengingatkan untuk selalu memperhatikan kebersihan kandang. "Usahakan lokasi kandang bersuhu dingin supaya bulu kaki ayam lebat," jelas dia.
Cara beternak ayam brahma tak jauh beda dari ayam pada biasanya. Hal ini diungkapkan okeh peternak ayam asal Muntilan, Nunung Setiawan. "Perawatannya relatif mudah, hampir sama dengan beternak ayam lainnya," jelasnya.
Hal utama yang disiapkan untuk beternak ayam brahma adalah anak ayam. Menurut Nunung, untuk membeli anak ayam brahma, peternak setidaknya perlu modal Rp 1,5 juta. Selain itu, perlu pula menyiapkan peralatan lain seperti boks dan lampu.
Pasalnya. anak ayam butuh suhu hangat. "Di awal itu harus dikasih lampu 24 jam," jelas Nunung. Setelah berumur 2-3 bulan, barulah ayam brahma bisa dilepas ke tanah.
Soal pakan, Nunung memberi ayam brahma asupan konsentrat untuk ayam ayam pedaging. Sesekali, tambahnya, peternak juga bisa memberikan variasi makanan lain. seperti beras merah, kacang hijau, atau buah-buahan.
Namun yang terpenting, ketika ayam brahma yang mulai beranjak dewasa perlu ruang yang lebih luas. Artinya, peternak harus menyiapkan kandang yang besar. "Idealnya makin luas makin bagus, tetapi dalam satu kandang tidak dicampur dengan ayam lain," tutur Nunung.
Jika ayam brahma dicampur dengan jenis lainnya, Nunung bilang ayam ini akan rentan terkena penyakit. Berdasarkan pengalamannya, hal ini menjadi suatu kendala bagi Nunung. "Kalau ayam sakit itu kita rugi," tuturnya. Karena itu, Nunung menyarankan agar kandang tetap dijaga steril.
Thanks for: http://peluangusaha.kontan.co.id
wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar